E-BERITA.COM, BOLMUT – Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) menjadi Salahsatu wilayah pengembangan industri sapi melalui metode triple helix.Hal itu disampaikan Wakil Bupati Bolmut,Amin Lasena.
Amin Lasena memastikan hal tersebut usai menghadiri Forum Group Discuission (FGD) bersama Central Queensland University (CQU) Australia, Universitas Samratulangi (Unsrat) Manado yang diwakili oleh Wakil Rektor (Warek) 1 dan 4, Bappenas yang diwakili oleh Direktur Pangan, Bappeda dan Dinas Peternakan Sulut serta Kepala Dinas Pertanian Bolmut di Manado belum lama ini.
Untuk menindaklanjuti hasil FGD itu ungkap Amin Lasena,Maka dia bersama Bupati Depri Pontoh telah melakukan pertemuan bersama instansi terkait untuk membahas Hal-hal yang segera dipersiapkan oleh Pemda Bolmut diantaranya Lokasi/lahan minimal 100 Hektare area (Ha) yang sesuai RT-RW lengkap dengan Master Plan, Perbup Areal Peternakan, Bes-Cam Sementara. “Dan Alhamdulillah semuanya itu sudah ada,” beber Wabup kepada awak media ini diruang kerjanya,Rabu 29 Desember 2021.
Bahkan lanjut Amin Lasena,Hal-hal yang telah disiapkan itu akan dipaparkan dalam FGD berikutnya yang akan dilaksanakan pada 10 Januari 2022 di Pulau Dewata (Provinsi Bali) kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) di Bappenas pada 22 Januari 2022.”Karena memang program ini akan action tahun depan,”ujarnya.
Lebih jauh Amin Lasena mengungkapkan bahwa, dari informasi yang dia dapat,pemerintah pusat melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas),Pemerintah Provinsi Sulut dan Universitas Samratulangi (Unsrat) Manado telah menyiapkan anggaran ratusan miliar guna menumjang pengembangan industri sapi melalui metode triple helix di Kabupaten Bolmut.
“Kurang lebih Rp 600 Miliar yang telah disiapkan oleh Kementrian PPN/Bappenas.Selain itu ada juga dari Pemerintah Provinsi Sulut dan Unsrat 100 masing-masing 100 ekor sapi,” ungkap Amin Lasena.
Menurut Wabup,pengembangan Industri sapi melalui metode triple helix ini akan mulai action tahun 2022 mendatang.”Jika tak ada kendala,triple helix ini akan mulai action awal tahun depan,” ujar Amin Lasena.
Menurutnya lagi,pengembangan industri sapi melalui metode triple helix ini melibatkan tiga komponen dalam kerangka kemitraan yakni Industri,Perguruan tinggi dan Pemerintah yang bermuara pada peningkatan ekonomi dan pengembangan inovasi teknologi peternakan.
“Dan secara ekonomi,tentu pemerinhan Kabupaten bersama masyarakat Bolmut akan diuntungkan dengan hadirnya program ini,”pungkasnya.
Sementara itu,sebagaimana dikutip dari AKURAT.CO,edisi Rabu,13 Januari 2021,Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) menginisiasi sinergi pemerintah, perguruan tinggi, dan dunia usaha/swasta dalam pengembangan peternakan sapi untuk mendukung ketahanan pangan di Sulawesi Utara.
“Melalui kerja sama kemitraan triple helix ini, kami akan memperkuat sistem pangan nasional, khususnya di Kawasan Indonesia Timur melalui peningkatan produksi pangan berkelanjutan,” kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam keterangan tertulis di Jakarta.
Sebagai langkah awal, Kementerian PPN/Bappenas menandatangani nota kesepahaman (MoU) kemitraan triple helix pengembangan pertanian/ketahanan pangan di Sulawesi Utara secara virtual dengan Kementerian Pertanian (Kementan) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara.
Selain itu juga dengan Pemkab Bolaang Mongondow Utara, Universitas Sam Ratulangi Manado, Central Queensland University (CQU) dan Trade and Investment Queensland Government of Queensland (TIQ).
Dalam kerangka kerja sama itu, kegiatan diarahkan dalam pengembangan peternakan sapi yang terintegrasi hulu hilir dan mencakup sinergi antarpihak.
Sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional, Kementerian PPN/Bappenas mendorong pengembangan kerangka pendanaan blended financing.
Blended financing yaitu mensinergikan pembiayaan dari pemerintah baik APBN maupun APBD, investasi swasta, serta sumber lain yang sesuai dengan peraturan perundangan yang ada.
Sementara itu TIQ berkomitmen untuk melakukan investasi sebesar Rp2 triliun untuk pengembangan industri daging sapi dalam kerja sama kemitraan tersebut.
Kerja sama triple helix di bidang peternakan ini direncanakan menjadi proyek strategis nasional dalam Rencana Kerja Pemerintah.
Saat ini pengembangan sapi di Sulawesi Utara telah dilakukan melalui pengembangan balai pembibitan, penghijauan pakan ternak, optimalisasi reproduksi ternak, peningkatan mutu dan keamanan produk hewan.
Selain itu juga pelayanan kesehatan hewan, serta fasilitasi sertifikasi, pembiayaan, investasi, dan pemasaran.
Sinergi itu diharapkan mendukung pemenuhan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.(rhb)