Saat meresmikan MABM, Walikota menyampaikan, rasa syukur atas terselesaikannya pembangunan Masjid termegah di Sulawesi Utara (Sulut) yang memakan waktu 9 tahun pembangunan.
“Alhamdulillah MABM ini merupakan ikon rumah ibadah dan sebagai pemersatu masyarakat khususnya umat Islam. Sehingga dengan dibangunnya dan diresmikan masjid ini, Insya Allah kita memiliki ikon untuk peribadatan serta menjadi salah satu ikon umat Islam di Bolaang Mongondow Raya,” ungkap Tatong Bara.
Lebih lanjut dikatakan salah satu srikandi totabuan ini bahwa, pembangunan MABM merupakan bentuk dari semangat untuk terus mendorong dan menjaga iman dan takwa sebagai umat islam.
“Bentuk masjid sebelumnya sangat tidak bisa menampung kebutuhan, sehingga oleh Pemerintah kita harus memiliki Mesjid yang representative, sebagai ikon, Rumah Ibadah dan sebagai pemersatu masyarakat khususnya umat islam. Sehingga dengan dibangun dan diresmikan masjid ini kita memiliki ikon untuk peribadatan dan InshaAllah masjid ini menjadi salah satu ikon umat islam di BMR,” ujarnya.
Ia berpesan dan mengajak masyarakat Kotamobagu maupun BMR, agar terus meningkatan iman dan takwa. “Teknologi boleh maju, tapi perkembangan iman dan takwa harus kita dorong bersama agar tidak tertinggal,” kata Tatong.
Diketahui, Masjid ini mulai direnovasi tolal sejak tahun 2011 di masa kepemimpinan Walikota Djailantik Mokodompit dan Wakil Walikota Ir Tatong Bara.
Komitmen untuk menyelesaikan pembangunan MABM ini pun dilanjutkan oleh Walikota Ir Tatong Bara hingga selesai dikerjakan di tahun 2020. Ada pun total anggaran yang digelontorkan selama proses renovasi total pembangunan MABM ini sebesar Rp.85,781,354,500 yang bersumber dari Angaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Kotamobagu. (Ing/redaksi)