e-berita.com, Bolsel – Jika bagi kebanyakan orang hujan akan membawah berkah, maka berbeda dengan masyarakat yang bermukim di Desa Tobayagan Induk dan Selatan.
Pasalnya, sejak adanya aktivitas tambang ilegal di wilayah hutan hulu Tobayagan, musim penghujan kini menjadi momok yang menakutkan, karena ancaman banjir yang sewaktu-waktu bisa mengancam kehidupan warga.
Kekhawatiran ini pun kembali terjadi, dimana curah hujan dengan inte sitas tinggi selama dua hari belakangan, membuat beberapa wilayah rawan banjir seperti Posilagon, Tobayagan Induk dan Tobayan Selatan kembali terendam banjir.

Namun, yang membuat situasi semakin memprihatinkan adalah kehadiran lumpur dalam banjir, mirip dengan kejadian pada tahun 2021.
Dalam situasi yang tidak menguntungkan ini, warga Tobayagan menduga bahwa banjir yang disertai lumpur ini disebabkan oleh aktivitas pertambangan emas tanpa izin (PETI) di Hulu Tobayagan.
Arifin, salah satu warga setempat, mengungkapkan keprihatinannya, “Ini yang kita alami setiap tahunnya. Banjir lumpur tidak hanya merusak rumah warga, tetapi juga melanda lahan pertanian dan perkebunan kami.”
Warga semakin geram karena merasa pemerintah daerah, DPRD, dan aparat penegak hukum tidak mampu mengatasi masalah tambang ilegal di Hulu Tobayagan.

Arifin meminta tindakan serius pemerintah dalam menangani persoalan tambang ilegal.
“Tambang ilegal di Hulu telah menjadi masalah sejak 2019, tetapi belum ada lembaga pemerintah yang benar-benar serius dalam menangani masalah ini.”
Ia juga menegaskan, meskipun sebagian masyarakat Tobayagan terlibat dalam aktivitas PETI, mereka yang tidak terlibat dalam kegiatan tersebut hanya mengalami kerugian.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Bobby Sampe mengungkapkan, pihaknya telah turun tangan dalam penanganan banjir ini.
Selain Tobayagan, banjir juga melanda wilayah Desa Posilagon. “Tim BPBD sudah kami turunkan untuk memonitor lokasi. Di Tobayagan, banjir telah masuk ke dalam rumah warga, tetapi kondisinya masih relatif aman. Kami berharap tidak akan semakin parah,” ungkap Bobby.
Perlu di ketahui, saat ini PETI Tobayagan masih menjadi masalah serius yang belum terselesaikan.
Pro dan kontra di tengah masyarakat memicu keberanian para mafia tambang tetap beraktivitas di sana bahkan mengabaikan berbagai kecaman. (rdk)