E-BERITA.COM, BOLSEL – Setelah sebelumnya melewati prosesi penyambutan secara adat dari Bolango dan Mongondow, kini Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bolsel, Iskandar Kamaru dan Deddy Abdul Hamid, dijemput dengan prosesi adat Moloopu dari masyarakat suku Gorontalo yang ada di Bolsel.
Prosesi adat ini pun di selengarakan di Kecamatan Posigadan, tepatnya di lapangan futsal komplek perkantoran Camat setempat.
Dengan mengenakan pakaian adat Makuta untuk Bupati dan Wabup serta Biliu untuk kedua Istri top eksekutif Kabupaten Bolsel, kedua pemimpin tanah totabuan bagian selatan ini pun tampak gagah dan begitu serasi.
Upacara adat Moloopu ini pun dilakukan, ketika seorang pemimpin daerah yang telah dilantik secara kenegaraan, maka akan dilantik juga secara adat oleh para tokoh-tokoh adat suku gorontalo di wilayah setempat.
Dalam sambutannya, Bupati Bolsel Iskandar Kamaru mengucapkan, terima kasih kepada masyarakat Bolsel etnis Gorontalo yang telah menyambut keduanya serta melaksanakan prosesi adat Moloopu ini. “Sebelumnya kami sudah dijemput juga dengan adat suku Bolango, di Molibagu dan Suku Mongondow di Pinolosian. Hari ini kami berdua diberikan kehormatan untuk dijemput secara adat Gorontalo. Alhamdullah artinya untuk tiga suku adat terbesar di Bolsel telah menerima kami sebagai pemimpin di daerah ini,” kata Bupati
Bupati mengatakan, tradisi adat ini patut untuk kita lestarikan, dirawat keberadaannya dan dijaga. Karena, tradisi adat ini menjadi warisan leluhur kita dan wajib untuk kita pertahankan. “Alhamdulillah sejak jaman kepemimpinan Bupati Bolsel dua periode, Hi Herson Mayulu, sampai dengan kepemimpinan kami sebelumnya, tradisi adat Bolango, Mongondow dan Gorontalo ini kita rawat dan lestarikan. Sehingga sampai hari ini masih dilaksanakan,” ungkapnya.
Bupati mengatakan lagi, dalam prosesi adat ini dirinya dan Wabup diberikan gelar adat Te Eyanggu dan Wakili Do Eyanggu. Dimana atas kepercayaan masyarakat memberikan kekuasaan atas empat elemen kehidupan yakni Air, Tanah, Api dan Angin. “Kekuasan empat elemen itu dimaknai sebagai, kemampuan untuk mengelolanya agar bermanfaat bagi masyarakat. Contoh air yang harusnya bisa bermanfaat bukan menjadi bencana. Tanah bisa menjadi subur supaya bisa dimanfaatkan untuk bercocok tanam oleh rakyat demikian juga dengan elemen lainnya,” terangnya
Ia berharap di momentum ini, turut menjadi ajang antara pemerintah para tokoh adat dan masyarakat bersilahturahmi, memperkokoh tali persaudaraan kita yang sempat terkotak-kotak karema perbedaan pilihan pada Pilkada lalu. “Momentum ini mari kita bersatu kembali, memperkuat tali sulahturahmi dan persaudaraan kita dengan satu tujuan menata masa depan Bolsel kedepan,” ucapnya.(ing)