E-BERITA.COM, BOLSEL – Selain potensi pertanian dan kelautan, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) ternyata memiliki tiga potensi besar dibidang perkebunan. Potensi itu meliputi, perkebunan Kelapa, Cengkeh dan Kakao.
Dari data yang diperoleh media ini ada sekitar 15 komunitas perkebunan di Kabupaten tersebut, namun jika melihat dari luasnya areal dan hasil produksi, ketiga Komunitas perkebunan tersebut yang paling besar.
Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Ketahanan Pangan (Dispertagan) Bolsel, Marwan Makalalang mengatakan untuk luas areal perkebunan kelapa di Bolsel sebesar 8.405,11 Hektar (ha). Dan untuk luas lahan perkebunan Cengkeh sebesar 2.351,99 ha. Sementara untuk, Kakao sendiri seluas 1.856,89 ha.
“Untuk produksi kelapa persemesternya sekitar 10,045,52 ton, atau rata-rata produksi perhektarnya sekitar 1,359,03 kilogram. Sementara untuk Cengkeh produksi persemesternya sekitar 704,61 ton atau pada produksi rata-rata perhektarnya sekitar 495,86 kilogram. Dan untuk Kakao sendiri jumlah produksi persemesternya sekitar 458,25 ton atau rata-rata produksi setiap hektarnya sekitar 492,13 kilogram.” Ulas Marwan.
Dikatakannya, walau pun Bolsel memiliki 15 komunitas hasil perkebunan, namun ketiga komunitas tersebut masih menjadi unggulan daerah setempat, walau dari sisi produksinya masih jauh dengan daerah-daerah penghasil komuniti tersebut.
“Setidaknya dalam swasembada pangan nasional, Bolsel turut andil didalamnya. Walau dari sisi priduksi dilihat berdasarkan luas areal perkebunan masih tergolong kecil.” Ujarnya.
Pun demikian, dalam kemajuan dunia pertanian dan perkebunan hari ini, tidak menutup kemungkinan, perluasan areal perkebunan dari 15 Komuniti ini bisa terjadi.”Dampaknya pun pada peningkatan hasil produksi, dan evek positifnya ada pada masyarakat petani.” Katanya.
Ada pun kemungkinan lainnya terjadi pada peningkatan produksi yakni, dalam penerapan teknologi pertanian dan perkebunan saat ini yang kian maju.
“Keunggulannya pada penerapan teknologi, pasti pada peningkatan produksi hasil panen, walau jumlah areal perkebunan tidak bertambah. Namun hal itu bisa terjadi jika petani mampu mengaplikasikannya,” terangnya.(Ing)