e-berita.com, Bolsel – Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) Marwan Makalalag mengajak masyarakat agar bijak dalam menggunakan, memperolah atau menyebarkan informasi dari media sosial (Medsos) di era digital saat ini.
Apalagi, kata Marwan, saat ini berbagai platfrom media sosial mulai ramai dengan informasi terkait situasai politik pada tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024.
Dan bukan tidak mungkin, banyak pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab acap kali memaikan isu-isu hoax (bohong), fitnah, ujaran kebencian, menghasut bahkan mengadu domba yang tujuannya untuk memecah belah kerukunan masyarakat di daerah ini.
“Kami mengajak masyarakat pengguna platfrom medsos, khususnya Facebook dan Instagram agar bijaklah dalam menggunakan atau menerima informasi. Apalagi informasi yang bersifat Hoax, ujaran kebencian, fitnah, menghasut bahkan adau dombah yang tujuannya untuk memecah belah kerukunan masyarakat di daerah ini,” ungkap Warwan saat dihubungi media ini, Selasa (03/08/2024)
Ia mengungkapkan, ditengah situasi politik pada tahapan Pilkada Bolsel 2024 ini, pihaknya banyak mendapati informasi yang sifatnya hoax, memfitnah, bahkan tendensius ingin memecah belah kerukunan antar masyarakat di daerah ini,”
“Maka kami mengajak masyarakat pengguna medsos agar dapat menyaring dengan baik terkait informasi-informasi tersebut. Karena umumnya, informasi-informasi tersebut disebarkan oleh pengguna medson dengan akun anonim atau akun palsu,” tegasnya.
Sebelumnya, dari data Kementrian Kominfo, Facebook adalah platform media sosial yang paling banyak menjadi sumber hoaks soal Pemilu 2024.
Data tersebut didapatkan dari laporan Kementerian Kominfo, serta pemetaan hoaks dari Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (Mafindo).
Menurut data Statistik Persebaran Hoaks Pemilu Kominfo, sepanjang periode 17 Juli sampai 26 November 2023, pengajuan takedown sebaran hoaks pemilu di Facebook mencapai 312, sementara yang sudah ditindaklanjuti (take down) sebanyak 274, dan yang sedang ditindaklanjuti ada 38 laporan.
Sementara dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa Tim Pemeriksaan Fakta Mafindo, menemukan 67 hoaks selama dua minggu pertama (1-15) November 2023.
Isu politik tetap menjadi yang paling populer (lebih dari 73%) dibanding isu lain. Selain diwarnai oleh dinamika menjelang Pemilu 2024, hoaks politik juga banyak menyoroti konflik yang terjadi antar Palestina dan Israel.
Dari data tersebut, Facebook menjadi platform tertinggi penyebaran hoaks dengan ditemukan 32 kasus. Preferensi terhadap Facebook yang hampir mendekati 48%, menunjukan ketergantungan pengguna pada jejaring sosial yang sudah mapan untuk menyebarkan misinformasi. (rdk)