Meskipun demikian tidak ada larangan untuk memeriahkan Harlah NU menurut tahun masehi, yaitu 31 Januari. Tahun ini merupakan peringatan Harlah NU ke-96
Ketua Tanfidziah PCNU Bolsel, Zulkarnain Kamaru S.Ag saat di temui media di Sekretariat NU Bolsel menyampaikan, pihaknya dalam rangka menyemarakan Harlah NU ke-96 nantinya akan menggelar sejumlah kegiatan.
“Insya Allah pada momen itu, PC-NU Bolsel akan mengelar Barzanzi, Tahlilan, Syalawatan Dzikir dan Tabligh Akbar yang nanti akan di pusatkakan di Lapangan Olahraga Duminanga Kecamatan Helumo pada Ahad (minggu) tanggal 30 Januari 2021,” ujar Zulkarnain.
Dikatakannya lagi, bahwa pihaknya telah membentuk Kepanitiaan yang terdiri dari PC-NU Bolsel, Banom dan Lembaga serta MWC untuk mempersipkan acara dimaksud.
“Dalam acara nanti kami akan berkoordinasi dengan pihak Gugus Tugas Covid dan Pemda rencana nanti peserta akan kami batasi yah, mungkin Sekitaran 500san peserta yang terdiri dari MWC NU Se Bolsel, Banom, serta Jamiyah NU. Mohon doanya agar acara bisa terlaksana dengan baik,” ungkap Kamaru yang juga selaku Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bolsel.
Sementara itu, Katib Syuriah PCNU Bolsel Ahmadi Modeong ditempat yang sama menyampikan, Harlah NU tahun ini mengangkat Tema “Satu Abad NU, Kemandirian dalam Berkhidmad untuk perdaban Dunia” dirinya menjelaskan makna filosofi dari tema yang diangkat menjadi sangat penting karena NU berada di pengujung usia satu abad
“Tema yang diusung itu menjadi agenda besar NU ke depan sehingga dalam memperingati Harlah Ke 96 nanti, NU perlu melakukan berbagai refleksi atas keberhasilan yang selama ini telah dicapai, selama hampir satu abad. Selain itu, NU akan mempersiapkan strategi dalam menyongsong abad kedua,” ujar Ahmadi
Lanjut Ahmadi yang juga Ketua IKA PMII Kabupaten Bolsel mengatakan, telah banyak capaian NU selama ini. Ahmadi menyebutkan, NU sudah selesai ketika membahas soal kebangsaan. Begitu pula mengenai sumber daya manusia yang relatif sudah cukup baik.
“NU juga sudah tuntas soal relasi antara masyarakat dan negara, jika dibandingkan Timur Tengah,” kata Ahmadi.
“Bahkan menunjukkan hubungan yang cukup baik antara masyarakat sipil, NU ada di situ, dengan negara. Itu sudah tertata dengan sistem demokrasi yang berbasis pada kepribadian Indonesia, dan banyak lagi (keberhasilan NU),” tambahnya. (irfani alhabsyi)