E-BERITA.COM, BOLMONG – Banyak hal tak terduga akibat dampak dari wabah Pandemi Covid-19. Seperti di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Pandemi merubah pola perencanaan dalam pelaksanaan pembangunan, akhirnya gagal dilaksanakan lantaran adanya refokusing atau realokasi anggaran. Kondisi ini terjadi selang waktu dua tahun terakhir, yakni 2019 dan 2020.
Hal itu sebagaimana diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Bolmong, Tahlis Gallang saat pelaksanaan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Bolmong tahun anggaran 2022, belum lama ini.
Perubahan pola perencanaan akibat wabah Covid-19 itu, secara spontan berdampak terhadap pencapaian target indikator pemenuhan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati bolmong, periode 2018-2022.
“Kondisi ini memuncak pada 2020 yang benar-benar dalam situasi sulit. Sehingga banyak terget capaian yang mengalami pelambatan, bahkan merosot jauh,” sebut Tahlis, saat memaparkan kondisi makro Kabupaten Bolmong.
Di sisi lain, pandemi Covid-19 yang menghantam hampir seluruh belahan dunia itu juga menambah tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kabupaten Bolmong. Yakni dari 4,18 persen pada 2019 mengalami peningkatan pada 2020 menjadi 4,87 persen. Atau bertambah 0,69 persen.
“Tingkat angkatan kerja yang bekerja mengalami penurunan dari 95,61 persen pada 2019 menjadi 95,13 persen di tahun 2020. Sehingga tingkat pengangguran menjadi 4,87 persen dari seluruh penduduk usia angkatan kerja atau usia produktif,” kata Tahlis.
Kondisi ini juga menunjukkan bahwa banyak masyarakat bolmong yang bekerja di sektor-sektor swasta. Sementara, akibat dari pandemi Covid-19, banyak usaha terutama yang bergerak di sektor jasa mengalami goncangan.
“Buntutnya, banyak PHK yang terjadi. Dan itu yang mempengaruhi peningkatan angka pengangguran terbuka di Bolmong,” papar Sekda. (Ing/redaksi)