E-BERITA.COM, KOTAMOBAGU – Rencana pembukaan pasar senggol di eks RS Datu Binangkang Kotamobagu, Sulawesi Utara, pada hari ini masih menuai kontroversi.
Para pedagang lokal di Kotamobagu mengeluhkan sulitnya mendapat tempat untuk berjualan, meski kegiatan pasar senggol tersebut dianggarkan dari APBD.
“Torang pedagang lokal tapi seakan dianak tirikan, padahal kegiatan pasar senggol ini Anggaranya dari APBD, sampe sekarang Torang pedagang lokal susah mendapat lapak. Padahal setiap hari kami pedagang lokal membayar retribusi. Giliran pasar senggol kami dikesampingkan,” ujar Upik Midu yang diamini oleh para pedagang.
Para pedagang lokal juga tidak menyalahkan kehadiran pedagang dari luar daerah, asalkan mereka bisa mendapatkan tempat untuk berjualan.
“Aneh, lokasi lapak sangat besar tapi hati ini nomor lapak yang didistribusikan oleh Disperindag hanya 100 lapak, setelah di cek, 100 nomor lapak yang diberikan itu tempatnya sudah dipojok alias paling belakang. Memangnya lapak yang didepan sudah terjual? Sementara pendaftaran baru dibuka,” tanya serentak semua pedagang lokal.
Menghadapi situasi ini, Ketua DPRD Kotamobagu, Meiddy Makalalag, berjanji akan menyelesaikan masalah tersebut.
“Terkait hal ini nanti saya akan menghubungi mereka, setiap tahun selalu ini menjadi persoalan, saya paham, nanti saya hubungi mereka,” ucapnya kepada media.
Masalah ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Para pedagang lokal telah mengalami kesulitan yang serupa pada tahun-tahun sebelumnya. (Rdk)