E-BERITA.COM, BOLSEL – Kabupaten Bolsel saat ini masuk sebagai daerah dengan resiko sedang pada penyebaran Covid-19. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1, 2 dan saat ini sudah pada level 3 pun diterapkan sebagai upaya dalam memutus rantai penyebaran virus tersebut.
Pun demikian, kondisi tersebut tidak menyurutkan Pemerintah setempat dalam memaksimalkan pelaksanaan pendidikan. Hal ini ditegaskan oleh, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Bolsel, Rante Hattani menurutnya, untuk proses pembelajaran di tengah kondisi diterapkannya PPKM level 3, tetap dimaksimalkan walau dilakukan dengan sangat terbatas.
“Jadi saat ini metode pembelajaran kita lakukan dengan tiga cara. Tatap muka terbatas, Daring, dan kunjungan langsung ke rumah-rumah, itu yang dilakukan,” ungkapnya.
Dijelaskannya, untuk pembelajaran tatap muka (PTM) dibatasi, baik itu jumlah siswanya dan hari pembelajaran dikurangi.
“Jika kemarin pada level 2 dalam seminggu itu hanya dua kali pertemuan, saat ini kita kurangi,” ungkapnya.
Sementara untuk metode pembelajaran secara Daring, (Dalam Jariangan), Rante sendiri mengakui jika, menerapkannya di Kabupaten Bolsel belum sepenuhnya efektif.
“Untuk Daring itu belum efektif, karena kondisi jaringan internet yang belum semua wilayah baik. Kecuali di ibukota dan sekitarnya itu bisa dilaksanakan,” ungkap Hattani.
Selain PTM terbatas dan Daring, pihaknya juga tetap menjalankan pembelajaran kunjungan ke rumah siswa.
“Pembelajaran kunjungan guru di rumah siswa juga tetap dilaksanakan. Dan pastinya menerapka Protkes Covid-19 secara ketat,” tegasnya.
Disampaikannya lagi, hal yang paling penting ketika ada anggota keluarga dari siswa diketahui positif, maka proses PTM dihentikan sementara.
“Sekolah langsung ditutup jika ada siswa atau dari keluarga siswa yang kena Covid. Tujuannya untuk memutus rantai penyebarananya dilingkungan sekolah,” katanya.
Hattani menyampaikan, meski ditengah situasi Pendemi, namun hal itu tidak jadi penghalang pihaknya dalam mensukseskan program pendidikan di daerah.
“Tuntas mungkin secara keseluruhan belum, tapi minimal keadaan normal artinya pendidikan kita bisa terlihat berjalan normal, ditengah keterbatasan saat kondisi Pandemi ini,” ucapnya.
Lanjutnya, demikian pula dengan standar-standar pendidikan yang ditetapkan, mau tidak mau harus dicapai.
“Dalam hal ini, ada standar prosesnya, standar kelulusannya, bagaimana itu semua bisa kita capai selain mengoptimalkan metode pembelajaran ditegah Pandemi saat ini,” pungkasnya. (irfani alhabsyi)