Pemkab Bolmong Libatkan Lintas Sektor Cegah Pneumonia dan Diare Lewat Program Imunisasi

e-berita.com, Bolmong – Komitmen dalam meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow (Bolmong).

Kali ini, Pemkab Bolmong melibatkan lintas sektor lewat pertemuan koordinasi membahas program dalam rangka pencegahan Pneumonia (radang paru-paru) dan Diare lewat Imunisasi yang bertempat di Hotel Sutan Raja, Kota Kotamobagu, Kamis (19/06/2025)

Kegiatan yang diprakasai oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Bolmong, bekerjasama dengan Clinton Health Access Initiative (CHAI), dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes-Ri). Pertemuan ini menjadi forum strategis untuk memperkuat kerjasama antar sektor dalam mendukung upaya pencegahan penyakit menular dengan imunisasi.

Pertemuan ini dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Bolmong, Abdullah Mokoginta. Dalam sambutannya, Ia menegaskan pentingnya pendekatan kolaboratif dalam penanganan masalah kesehatan masyarakat.

“Pencegahan Pneumonia dan Diare, terutama pada anak-anak, bukan hanya tugas Dinas Kesehatan. Ini tanggung jawab kita semua. Keterlibatan aktif seluruh pemangku kepentingan, dari desa hingga mitra internasional, sangat dibutuhkan,” ujar Abdullah.

Panglima ASN Bolmong ini juga memaparkan data kasus penyakit yang menjadi perhatian Pemkab Bolmong. Tercatat 449 kasus Diare pada wanita di tahun 2018 dan 175 kasus antara Januari hingga Mei 2025. Sementara itu, Pneumonia pada balita sudah mencapai angka 3.421 kasus hingga pertengahan tahun ini.

“Angka ini memberi pesan tegas bahwa kita harus bertindak cepat dan strategis. Imunisasi adalah kunci untuk mencegahnya,” tegas Mokoginta.

Sementara itu, Kepala Dinkes Bolmong, I Ketut Kolak, turut menyampaikan bahwa kerja sama pemerintah Indonesia dengan CHAI telah berlangsung sejak 2010. CHAI sebagai organisasi kesehatan global aktif mendukung berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia, dalam memperkuat sistem imunisasi nasional.

“Pada masa pandemi COVID-19 tahun 2019–2020, banyak program imunisasi terhenti. Dampaknya, hingga hari ini kita masih menghadapi lonjakan kasus penyakit yang seharusnya bisa dicegah. Pemerintah terus mengeluarkan anggaran besar untuk penanganan penyakit akibat terputusnya layanan imunisasi saat itu,” ungkap Ketut.

Ia juga menginformasikan bahwa kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) mendominasi angka penyakit di Bolmong. Dari 257.378 jiwa penduduk, tercatat 5.753 kasus ISPA pada Mei 2025, dan jumlah tersebut diyakini masih bisa bertambah karena banyak kasus tidak terlaporkan.

“Pneumonia dan Diare adalah dua penyakit dominan yang dapat dicegah dengan imunisasi. Maka penting bagi seluruh lintas sektor untuk mengambil peran aktif, dari edukasi masyarakat hingga pemantauan langsung di lapangan,” jelasnya.

Kegiatan ini turut dihadiri, Kepala Bappeda Bolmong, Kadis Kominfo, para Camat, Sangadi, jajaran Dinas Kesehatan Bolmong, perwakilan CHAI, serta narasumber dari kalangan dokter spesialis.

Pertemuan ini diharapkan menjadi langkah awal untuk memperkuat sistem imunisasi daerah dan mempercepat penurunan angka kejadian penyakit menular, terutama pada kelompok rentan seperti balita dan ibu. (rdk)

Exit mobile version