E-BERITA.COM, BOLSEL – Bertanding di Stadion Klabat, Manado, Selasa (28/12/2021) sore tadi, Kesebelasan Bolsel FC kembali harus menelan pil pahit dan menerima kekalahan 6 gol tanpa balas dari kesebelasan Persmin.
Namun yang jadi perhatian publik saat menonton laga semifinal itu, kekalahan tim Maleo ini lebih disebabkan gayahnya konsentrasi dan semangat Bolsel FC ketika sang Pelatih Sumitro Paidiko diusir keluar stadion oleh wasit lantaran adanya insiden yang sempat membuat kegaduhan.
Kekalahan 0-6 dari tim Manguni Makasiouw menurut sejumlah pemerhati sepak bola di totabuan bagian selatan sungguh diluar ekspetasi tim dan masyarakat Bolsel.
Seperti yang diungkapkan Delfian Thanta, menurutnya jika melihat dari segi persiapan yang dilakukan Bolsel FC sudah cukup matang untuk mengimbangi permainan Persmin tapi hasil akhir berkata lain.
“Memang materi pemain Persmin satu level di atas , 9 pemain PON Sulut dan 3 dari Provinsi tetangga memberikan warna berbeda di tim ini, ditambah dengan persiapan matang. Membuat Persmin memang layak untuk menang.” tulis Delfian dalam akun facebooknya @Delfian Gaputradwa Thanta.
Lanjutnya, Bolsel FC telah berjuang mengimbangi permainan, sampai babak pertama pertarungan sengit terjadi di sektor sayap kiri dan kanan Bolsel.
Sampai antiklimaks itu terjadi, ada insiden kecil di lapangan yg membuat kegaduhan dan berakhir dengan kartu merah untuk coach Sumitro.
“Saya memilih tidak menganalisa Gol demi gol, karena praktis setelah insiden kartu merah itu, Bolsel serasa kehilahan ruh permainan. Bolsel bisa saja kalah, tapi tidak dengan skor yang begitu besar,” ungkapnya.
Setelah insiden kecil di sisi lapangan itu, kecewa dengan keputusan wasit dan kemudian protes yang dianggap berlebihan, dari sinilah semangat dan konsentrasi permainan Bolsel FC mulai ‘goyah’.
Tim Manguni Makasiouw terus menerus menggempur pertahanan Maleo, gol demi gol terus bersarang di jala kiper Cendy Mokoagow, Kepakkan sayap Maleo yg lincah dan gesit itu terhenti dan jatuh,gugur di semifinal.
“Bagi Bolsel FC, ini adalah pengalaman, masuk semifinal dan gugur ditangan Persmin Minahasa yang punya nama besar dan materi pemain jempolan merupakan sebuah kebanggaan, karena untuk mencapai titik ini tentu tidaklah mudah,” ungkapnya.
Ditambahkannya lagi, satu yang patut diberikan apresiasi adalah perjuangan Askab PSSI Bolsel di bawah komando Zulkarnain Kamaru, membawa Bolsel FC sampai pada semifinal Liga 3 Zona Sulut dengan persiapan praktis hanya kurang dari dua Pekan sebelum turnamen, dan yang paling spesial adalah tim ini berisikan pemain-pemain asli Bolsel yang diseleksi dari desa-desa, sehingga mendapat dukungan dari seluruh masyarakat Bolsel.
“Kedepan tentu menjadi evaluasi , perencanaan yang matang pasti dilakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Dan seluruh masyarakat Bolsel pasti mendukung cita-cita luhur memajukan sepakbola di ujung selatan Sulawesi Utara ini,” harapnya.
Selamat kepada Persmin Minahasa dan Tahuna FC yg Lolos ke Liga 3 Nasional.
“Bolsel FC tetap juara di hati masyarakat Bolaang Mongondow Selatan,” tutupnya. (irfani alhabsyi)